Pages
Followers
Daftar Blog Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
Blogroll
Blog Archive
About
Blogger templates
Blogger news
Selamat Datang di Blog Kami!
Hi! Kami dari SLH Toraja mengucapkan selamat datang di blog kami
Blog ini dibuat oleh Nugra Tasik, Guntur Chanev, dan Nur. Semoga Blog kami dapat bermanfaat bagi kalian semua.. Thanks Before (y)
Terima kasih banyak spesial untuk Mr. Nevly yang disana ^_^ ...
Selamat Menikmati!!!
Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
A. FAKTOR INTERNAL
1. Jasmani
Seseorang akan dapat beraktivitas secara maksimal dan juga mampu
merasakan nikmatnya hidup bila dalam kondisi tubuh sehat, untuk itulah
sangat begitu pentingnya kesehatan bagi kehidupan setiap orang, maka
perlu sekali untuk menjaga daya tahan tubuh untuk tetap sehat dan segar bugar.
2. Rohani
Kesehatan jiwa, pikiran, dan mental seseorang dapat mempengaruhi pertumbuhan pengetahuan. Kesehatan rohani dapat mendukung proses belajar yang baik dan maksimal.B. FAKTOR EKSTERNAL
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.
2. Paparan Media Massa
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informsai dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorng yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, dan lain-lain) akan memperoleh informasi media massa. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat yang dimiliki seseorang.
3. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi disbanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pengetahuan kebutuhan akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.
4. Hubungan Sosial
Manusia adalah mahluk sosial dimana dalam kehidupan saling berinteraksi satu sama lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan dapat lebih biasa mendapatkan informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.
5. Pengalaman
Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal biasa diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misal sering mengikuti kegiatan yang mendidik seperti seminar.
Jenis-Jenis Pengetahuan
Khususnya dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, terdapat dua jenis
utama pengetahuan bila dilihat dari perihal eksplisitasnya:
Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya.
Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda.
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan
atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah
diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah
disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia
(termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan
eksplisit.
Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia.
1. Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lesan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit.Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya.
Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda.
2. Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan
atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah
diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah
disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia
(termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan
eksplisit.Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia.
3. Pengetahuan Empiris
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman
inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris
atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan
yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga
dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan
dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris
tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia
yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk
memimpin organisasi
dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen
organisasi.
4. Pengetahuan Rasionalisme
Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal
budi. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori;
tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang
matematika. Dalam matematika,
hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan
empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
Fungsi Belajar dan Mengajar
Taraf pencapaian tujuan pengajaran pada hakikatnya adalah merupakan petunjuk praktis tentang sejauh manakah proses belajar mengajar itu harus dibawa untuk mencapai tujuan yang terakhir. Hal yang demikian berlaku umum bauk dalam pendidikan keluarga maupun pendidikan sosial masyarakat, organisasi dan sekolah.
Setuap cabang pendidikan mempunyai pedoman umum tentang tujuan akhur yang akan dicapai. Tujuan pendidikan sebagai peraturan perindang-undangan.seperti di Indonesia telah ditetapkan dasar, tujuan,dan sistem pendidikan nasional.dari peraturan perundang-undangan itu diperinci ketentuan-ketentuan bagi tujuan bagi lembaga-lembaga pendidikan tertentu.
Dalam hal ini diperlukan cara kerja yang efektif dan efisien,agar semua tujuan dapat tercapai. Salah satu cara yang telah diwujudkan dalam bentuk organisasi organisasi dan pengaturannya yang fundamental dan sistematis adalah berupa sistem penilaian atau evaluasi. Evaluasi ini digunakan ntuk mencapai tujuan baik dari murid maupun dari fihak guru. Dengan pengetuan lal bahwa evaluasi mempunyai arti diagnostik, yakni mencari dan menetapkan sebab-sebab kegagalan untuk diadakan perubahan dan perbaikan sehingga tidak semata-mata menentikan lulus atau tidak lulus.
Langganan:
Postingan (Atom)
Blog Archive
About Me
- Unknown