1. Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lesan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit.Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya.
Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda.
2. Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan
atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah
diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah
disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia
(termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan
eksplisit.Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia.
3. Pengetahuan Empiris
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman
inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris
atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan
yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga
dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan
dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris
tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia
yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk
memimpin organisasi
dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen
organisasi.
4. Pengetahuan Rasionalisme
Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal
budi. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori;
tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang
matematika. Dalam matematika,
hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan
empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
0 komentar:
Posting Komentar